Belitung, sebuah pulau kecil di sebelah timur pulau Sumatera. Pulau yang dahulu terkenal dengan lada dan perusahaan timah, sekarang berbenah menjadi tujuan pariwisata. Siapa orang Indonesia yang tidak kenal belitung saat ini? Pulau ini mendadak menjadi tujuan pariwisata turis domestik karena sosok satu orang, Andrea Hirata. Berkat karya film dan novel nya yang berjudul “Laskar Pelangi” (The Rainbow Troops), nama Andrea Hirata dan tempat kelahirannya ramai diperbincangkan di tahun 2005. Hingga saat ini novel Andrea sudah diterbitkan di 20 negara. Satu objek indah yang ditampilkan dalam film ini adalah indahnya pantai di Belitung.

Pertengahan oktober ini saya diberi kesempatan untuk berkunjung di negeri si Ikal dan Lintang. Tujuan awalnya adalah karena pekerjaan kantor yang mengharuskan saya melakukan monitoring dan evaluasi konten pornografi di Belitung. Akses menuju pulau ini dari Jakarta ditempuh selama 45 menit menggunakan pesawat dari Jakarta (Soekarno-Hatta Airport) ke Tanjung Pandan (H.A.S Hanandjoeddin Airport). Jangan kaget jika landing pesawat di bandara ini tidak semulus di bandara lainnya. Hal ini dikarenakan tidak terlalu panjang dan luasnya landasan di bandara ini. Di akhir pekerjaan saya sempatkan untuk menikmati dua objek wisata yang terkenal di pulau ini. Sayangnya saya tidak berkunjung ke Manggar dan Museum Kata Andrea Hirata karena terletak di Belitung Timur, sedangkan lokasi monitoring saya di belitung barat.

Pantai Tanjung Tinggi 

Orang tidak akan familiar dengan nama pantai ini, sebelum orang menyebutkan pantainya laskar pelangi. Ya, pantai ini merupakan lokasi syuting film laskar pelangi yang terkenal itu. Karena saya datang disambut dengan kabut yang tebal, gagal keinginan saya menikmati sunset di pantai ini. Jika diakses dari bandara, lokasi ini dapat ditempuh dalam waktu 30-45 menit. Dari lokasi pantai ini ke Manggar (tempat Andrea kecil sekolah dan dibesarkan) kita harus menempuh jarak 90km dengan waktu tempuh 90 menit. Coba bayangkan jika perjuangan para Laskar Pelangi yang di novel dan film itu riil, mereka bersepeda 90 km dari ujung belitung ke ujung lainnya, capek!



Kita mulai membahas pantai ini. Semua pantai di Belitung memiliki satu kesamaan, di sekitarnya selalu ada batu-batu besar yang konon berasal dari sisa dataran tinggi di Belitung. Berbeda dengan batu kali yang sama besarnya, batu di belitung ini seperti granit.

Dreamy banget!
Seperti di film, ini komentar pertama saya saat sampai di pantai ini. Jernih, penuh bebatuan, pasirnya sangat putih, sayangnya saya gagal menikmati sunset karena kabut, dan air saat itu pasang sehingga tidak bisa menjangkau batu yang berada ditengah pantai. Andrea sungguh cerdas, paham bagaimana menjual keindahan tempat lahirnya ke seluruh Indonesia dan dunia dari pantai ini.

Sandal hotel, botol air minum mengotori pantai
Sibuk melompat diantara bebatuan besar, saya menemukan sisi lain keindahan pantai ini. Banyaknya turis domestik yang datang tidak disertai kesadaran untuk menjaga keindahan pantai ini. Di sudut lain pantai ini banyak ditemui sampah yang membuat kesempurnaan pantai ini hilang. Kebiasaan masyarakat Indonesia untuk membuang sampah sembarangan dibudayakan di pantai ini. Di sudut yang lain lagi kita akan melihat banyaknya daun kering yang memenuhi akses jalan ke pantai ini. Satu komentar saya di pantai ini, datang ke pantai untuk menikmati sunset ditemani es kelapa muda pasti akan menyenangkan, dan itu tidak dapat Anda nikmati di pantai ini, tidak ada yang jual. Sayang sekali!

Pantai Tanjung Kelayang


Anda suka snorkeling dan menikmati keindahan bawah laut? Sempatkan untuk mengunjungi pantai ini. Sewa satu kapal besar Rp 500.000 untuk 15 orang, pelampung dan kacamata snorkeling Rp 40.000 tidak terlalu mahal untuk menikmati keindahan bawah laut pulau belitung. Ditengah perjalanan ke pantai ini Anda akan diberi kesempatan untuk snorkeling.

Ga usah takut tenggelam, ada baywatch kok haha
Sesampainya dipantai ini, Anda akan melihat tingginya menara tua yang tegak ditengah pantai ini. Jika dibandingkan dengan pantai tanjung tinggi, pantai tanjung kelayang lebih bersih dan jernih airnya. Cocok untuk menemani sore Anda di Belitung adalah es kelapa muda! Saya sarankan untuk membawa kantong plastik untuk membungkus hp Anda. Pantai ini banyak batu besar dan untuk menemukan spot bagus memerlukan perjuangan, agar hp Anda tidak jatuh dalam air, masukkan hp ini di kantong plastik lalu di tas/kantong celana. Jika sudah menemukan spot bagus, Let’s Selfie!

Narsis dikit lah
Overall Belitung punya pantai yang bagus, akses jalan yang sepi dan tidak macet, tapi masih sedikit mini market di Belitung. Untuk yang mencari oleh-oleh khas Belitung, silahkan ke belitung timur, Manggar (Kupi Puli), dan Museum Kata Andrea Hirata. Karena didekat Pantai Tanjung Tinggi dan Kelayang ini sedikit toko yang menjual oleh-oleh yang benar-benar khas belitung (banyak yang mainstream).

Tahun 2015, Belitung dipastikan akan ramai dengan turis domestik dan asing karena ada Sail Belitung. So, Let's Visit Belitung Guys!!!






Jangan pernah lupa arah jalan pulang ke rumah, sekedar untuk berterimakasih kepada ibumu yang telah mengajarkan engkau berjalan hingga sejauh ini

Menggugat Telekomunikasi Indonesia


“Internet cepat untuk apa?” 
Satu kalimat yang selalu diingat para pengguna internet yang kesal dengan statement Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring. Kalimat ini ditulis beliau di akun jejaring sosialnya, twitter. Beliau berpendapat jika masyarakat Indonesia masih belum siap dengan adanya internet cepat.

Mari kita berpikir, apa yang akan kita lakukan jika koneksi internet kita cepat? Download sepuasnya, youtube tanpa buffering, skype dan facetime dengan muka pasangan kita tetap utuh dan cantik, maen game online tanpa delay, streaming video di HDTV dengan kualitas jernih. Benar itu yang akan kita lakukan? Coba berpikir positif tentang internet cepat untuk pekerjaan, pendidikan, dan hal lainnya

1. Internet Cepat Untuk Pekerjaan


Pernah mengalami upload dan download attachemnt file via email dengan kapasitas puluhan hingga ratusan mega? Bisa bayangkan jika koneksi internet kita stabil di 100kbps(berpikir positif dapat sinyal 3G)? Berapa jam waktu yang dibutuhkan untuk menunggu loading bar penuh sambil meletakkan kursor mouse di loading bar? 1 jam, 2 jam, atau mungkin failed? Mungkin jawaban terakhir yang kita dapatkan.

Zaman semakin maju dan banyak kantor yang menggunakan cloud storage untuk menyimpan file pekerjaan. Untuk upload pekerjaan bisa dilakukan disaat senggang jika pekerjaan sudah selesai. Pernah mengalami harus menyelesaikan tugas kantor dalam waktu 2 jam sedangkan file yang harus kita kerjakan harus di download di cloud dengan kapasitas puluhan mega? Ya ampun susah amat, tinggal copy aja lagi langsung ke orangnya. Kalo kantor yang satu di kuningan, satunya di deket monas gimana? Urgensi ini bisa terjadi dan internet cepat memang dibutuhkan untuk kasus ini. Tapi setelah itu jika tidak ada urgensi apa yang kita lakukan dengan internet di kantor? Download film korea sepuasnya? :)


2. Internet Cepat Untuk Pendidikan


Beberapa referensi pendidikan saat ini mulai berbasis video. Tidak jarang kita melihat metode pendidikan saat ini menggunakan video. Dosen dan guru mengambil atensi siswa dan mahasiswanya dengan materi yang disampaikan menggunakan video. Beberapa hal lain yang membutuhkan internet adalah download jurnal ilmiah, dan distance learning. Ada beberapa sekolah yang saat sekolahnya banjir, murid dan guru diliburkan (tidak datang ke sekolah) tapi proses pembelajaran berlanjut dirumah masing-masing, dengan guru memberi tugas dan murid mengerjakan di rumah masing-masing. Lingkup kuliah, mayoritas kampus terkemuka di Indonesia sudah membayar pihak vendor dan provider untuk berlangganan internet dengan speed yang tinggi. Jadi tidak jarang kita melihat mahasiswa malas pulang kos dan memilih tidur di kampus untuk mendapatkan akses internet cepat.

Saya tidak bisa menyangkal pentingnya internet untuk pendidikan tapi satu hal yang penting. Semua murid dan mahasiswa harus bisa menggunakan internet dengan bijak. Coba search gambar di google dengan keyword ‘siswi SMA’ apa yang muncul? VOILA!!!! Pendidikan Indonesia sudah tercemar akibat moral siswa dan mahasiswa nya kurang dibentengi dengan iman dan kurang mendapatkan pendidikan akhlak dan moral dari kedua orang tua. Internet untuk pendidikan harusnya memunculkan prestasi bukan degresi siswa dan siswinya

3. Internet Cepat Untuk Ekonomi dan Hiburan


Bisnis online telah menjamur di Indonesia. Tinggal buka situs jual beli online, pilih beli bayar, sampai saat ini belum ada masalah yang serius dengan internet. Bagaimana jika skalanya besar? Skala besar berarti mau untuk bayar sedikit lebih mahal untuk akses internet, dan di Indonesia sudah lumayan terlayani.

Bagaimana dengan hiburan? Downloaders, gamers, streamers (tukang streaming radio) include semua. Downloader jadi orang paling bahagia jika intenet cepat, bisa download sepuasnya dan dijual lagi filmnya. Gamers? Makin maraknya game online dengan kualitas game HD membuat gamers makin tidak bisa lepas dari PC dan gadgetnya jika internet cepat. Streamer, mereka mungkin bisa running serial TV tanpa putus selama satu hari penuh. Untuk hiburan, akan sangat bahagia jika ada internet cepat.

REFLEKSI

Kita mungkin berharap untuk dapat mengakses internet cepat, tapi banyak saudara kita yang masih belum bisa merasakan nikmatnya berseluncur di dunia maya. Data dari Telkomsel di tahun 2014 menunjukkan, baru seluruh daerah di Pulau Jawa yang sudah mendapatkan akses koneksi 3G dari telkomsel. 

Bagaimana dengan saudara-saudara kita di kepulauan Maluku dan Irian Jaya? Saat kita menuntut tingginya akses internet di Pulau Jawa (mayoritas yang menuntut internet cepat tinggal di Pulau Jawa), saudara-saudara kita masih susah mencari sinyal di gadget mereka. Kalaupun sudah mendapat sinyal yang baik, gadget mereka sudah kehabisan baterai karena lelah mencari sinyal. Mari kita bandingkan apa yang kita tuntut dari internet cepat dengan saudara-saudara kita di timur yang sampai ini mereka dapatkan.

1. Pekerjaan di Papua

Mayoritas masyarakat papua berpenghasilan dari bidang perikanan, pertanian, pariwisata. Untuk internet? Data dari Kementerian Kominfo menunjukkan jika mayoritas daerah di Papua belum merasakan internet. Untuk pemerataan infrastruktur telekomunikasi ini, Kominfo memiliki program KPU/USO. Salah satu programnya, MPLIK (Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan) yang bertujuan untuk memberikan koneksi internet di daerah pelosok Indonesia. Berikut data persebaran infrastruktur MPLIK  di Indonesia


Mungkin di beberapa kabupaten dan kota saja di Papua yang sudah bisa merasakan internet, jangakan berpikir tentang speed, ada di satu kabupaten mungkin sudah bersyukur. Sudah pernah mengunjungi web Provinsi Papua? Coba kunjungi dan nilai sendiri webnya, coba bandingkan dengan provinsi atau kabupaten yang lain.


Padahal Papua memiliki potensi pariwisata yang sungguh sangat disayangkan jika tidak dapat di publikasikan dengan baik. Pantai Raja Ampat pasti jadi satu nama jika kita ingin ke Papua. Internet cepat harusnya bisa membuat Papua dan Raja Ampat dikenal di seluruh dunia dan menjadi objek wisata andalan Indonesia.


2. Pendidikan di Papua


Jumlah Angka Melek Huruf di Provinsi Papua hanya sebesar 75.58% (Sumber: Jayapurakab). Masih berpikir internet? Untuk membaca saja mereka masih belum semua bisa. Distance learning? Ya mereka merasakan itu, dimana jarak dari rumah ke sekolah yang ditempuh sangat jauh. Mereka para siswa dan guru perlu mendaki gunung lewati lembah untuk sampai di sekolah.


Adilkah?

Saudara kita di Maluku dan Papua sudah banyak merasakan ketidakadilan. Berapa harga yang harus dibayar jika orang Papua ingin merasakan internet?

Jumlahkan saja tabel dan gambar sebelah. Bandingkan dengan biaya yang kita keluarkan untuk menikmati Internet.

Benarkah kita satu nusantara? Atau kita hanya selalu berteriak untuk keperluan pulau Sumatera dan Jawa saja? Republik ini terbentuk karena perasaan satu nasib, sama pernah merasakan dijajah. Meski merdekanya tetap Pulau Jawa terlebih dahulu menurut sejarah dan Irian Jaya paling terakhir. Benarkah teriakkan Irian (Ikut RI Anti Netherlands) menjadi penyesalan saat ini? Ini semua tugas besar Indonesia.

Masih berpikir internet cepat? Atau pemerataan infrastruktur telekomunikasi? Pemerataan infrastruktur telekomunikasi menjadi tugas rumah besar untuk semua stakeholder di bidang telekomunikasi. Kementerian Kominfo, provider, vendor, swasta harusnya saling bahu membahu untuk mewujudkan Indonesia Full Internet Service.

More

Whats Hot